MAKALAH
ISLAM PADA
MASA
UMAR BIN
KHATTAB
DI SUSUN OLEH:
HANDAYANI
DIAJUKAN
UNTUK MEMENUHI TUGAS PEMBELAJARAN SKI I
Dosen
pembimbing : Hanisah,M.Pd.I
SEKOLAH
TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)
SYARIF ABDURRAHMAN
SINGKAWANG
2014 – 2015
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah swt ,karena berkat rahmat
dan karunia-Nya lah sehingga makalah ini selesai tersusun. Solawat dan salam,
semoga selalu dilimpahkan kepada nabi akhir zaman, Muhammad saw,kepada
keluarganya dan para sahabatnya ,amin.
Makalah
ini saya tujukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pembelajaran SKI I. Saya berharap
dengan tersusunnya makalah ini kita dapat mengetahui tentang siapa Umar bin
Khattab, dan mengambil pelajaran dari sejarah Umar bin Khattab.
Terima
kasih kepada Ibu Hanisah,M.Pd,I sebagai dosen yang memberikan tugas makalah
Pembelajaran SKI I. Semoga dengan adanya tugas ini akan menambah ilmu dan
wawasan kita , serta memberikan manfaat untuk di masa yang akan datang.
Saya
menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan.Untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran dari dosen dan teman-teman mahasiswa, atau siapa
saja. Akhir kata, saya ucapkan terima kasih.
Singkawang, Mei 2015
Penyusun
Handayani
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................ i
DAFTAR
ISI.................................................................................... ii
BAB
I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................... 1
BAB II : PEMBAHASAN
A. Kepribadian Umar bin Khattab......................................................... 2
B. Proses pengangkatan Umar bin Khattab sebagai khalifah.................... 3
C. Hal-Hal yang Telah dilakukan Umar bin Khattab............................... 4
D.Akhir dari kepemimpinan Umar bin Khattab.........................................5
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................... 6
B. Saran............................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setelah Nabi Muhammad saw wafat,umat islam kemudian memilih seorang
pemimpin atau khalifah sebagai pengganti nabi untuk memimpin umat islam. Para
khalifah pengganti nabi Muhammad saw tersebut dikenal dengan sebutan Khulafaur
Rasyidin. Khulafaur Rasyidin terdiri dari Abu Bakar As-siddiq, Umar bin
Khattab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.
Abu Bakar As-siddiq menjabat sebagai khalifah hanya 2 tahun, karena
beliau sakit lalu wafat. Setelah itu beliau digantikan oleh seorang sahabat
nabi yang terkenal dengan keberaniannya yaitu bernama Umar bin Khattab. Umar
bin khattab menjabat sebagai khalifah cukup lama, sekitar sepuluh tahun. Selama
beliau memimpin, banyak sekali jasa-jasa yang dilakukannya untuk kemajuan umat
Islam. Oleh karena itu di dalam makalah ini, kami akan menguraikan kisah
singkat khalifah Umar bin Khattab sebagai khalifah kedua umat islam.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
kepribadian Umar bin Khattab ?
2.
Bagaimana
proses diangkatnya Umar bin Khattab sebagai khalifah kedua umat Islam?
3.
Apa
saja hal-hal yang telah dilakukan oleh khalifah Umar bin Khattab selama ia
menjadi khalifah?
4.
Bagaimana
akhir dari kepemimpinan Umar bin Khattab?
C.
Tujuan
1.
Agar
mahasiswa mengetahui kepribadian Umar bin khattab.
2.
Agar
mahasiswa mengetahui proses diangkatnya Umar bin Khattab sebagai khalifah kedua
umat Islam.
3.
Agar
mahasiswa mengetahui hal-hal yang telah dilakukan oleh khalifah Umar bin
Khattab selama ia menjadi khalifah.
4.
Agar
mahasiswa mengetahui akhir dari kepemimpinan Umar bin Khattab.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kepribadian
Umar bin Khattab
1.
Sebelum
memeluk Islam
Menurut Imam al-Dzahabi, Umar bin Khattab lahir pada tahun ke-13
setelah Tahun Gajah. Anak dari Khattab (Banu Adi) seorang yang pemberani,
cerdas, & sangat dihormati Quraisy dan Ibunya bernama Hantamah bin Hisyam
ibn al-Mughirah. Perekonomiannya menengah-bawah, sejak kecil dia harus membantu
ayahnya untuk menggembalakan unta atau kambing, dan mengangkat kayu bakar. Sejak
kecil dia dididik dengan baca tulis, puisi, berkuda,dan teknik pedang. Ayahnya
mendidiknya dengan keras (tidak ada kompromi untuk suatu kesalahan). Hobinya
adalah bergulat, minum khamr, bersama wanita2 dan menunggang kuda. Dia
sebenarnya pedagang, tapi tidak bisa kaya sebab kurang bisa bergaul dengan baik.
Dia adalah orang yang sangat membenci Islam sebab Islam telah memecah
bangsanya. Ia sering berlaku kasar dan tidak segan-segan menyiksa terhadap
siapa saja yang mengikuti agama islam.
2.
Setelah
masuk Islam
Menurut Imam al-Dzahabi, Umar masuk Islam pada usia 27 tahun. Masuk
islamnya adalah saat dia mendengarkan kebenaran ayat-ayat Allah (QS. Thaha
(20): 1 – 8) dan QS.Al-Haqqah (69): 42-47).
Setelah masuk islam, Umar bin Khattab menjadi sahabat Nabi Muhammad
saw,dan selalu membela agama Islam dengan gigih, sehingga ia sangat dikagumi
oleh para sahabat lain. Bahkan Rasulullah saw menjulukinya sebagai al-Faruq,
karena ia dapat membedakan antara yang haq dan yang bathil.
Umar bin Khattab merupakan orang yang pertama kali membaiat Abu
Bakar· Ia menjadi Wazir/wakil dari Abu Bakar, yang seringkali memberikan
sumbangan saran/ pendapat kepada Khalifah Abu Bakr dalam memecahkan masalah.
B.
Proses
pengangkatan Umar bin Khattab sebagai khalifah
Pada saat sakit, Abu Bakar sadar bahwa potensi hidupnya tidak lama
lagi, dan dia harus segera memilih pemimpin penggantinya, karena dia tidak
ingin peristiwa Tsaqifah Bani Saidah terjadi lagi. Kemudian Abu Bakr yang sudah
mengantongi calonnya yakni Umar bin Khattab, mengajak diskusi beberapa sahabat
penting saat itu. Berikut ini beberapa tanggapan sahabat :
- Abdurrahman ibn ‘Awf : “Dialah yang mempunyai pandangan terbaik,
tetapi dia terlalu keras.”
- Utsman ibn Affan : “Isi hatinya lebih baik daripada lahirnya. Tak
ada orang yang seperti dia di kalangan kita.”.
-Thalhah ibn Ubaidillah : “Sudah Anda lihat bagaimana ia menghadapi
orang padahal Anda ada di sampingnya. Bagaimana pula kalau sudah Anda
tinggalkan?”
Juga dengan Sa’id ibn Zaid ibn Amr, Usaid ibn Hudzair, dan beberapa
pemuka Muhajirin dan Anshar juga memberikan tanggapan yang hampir sama. Keluhan
Abu Bakar: “Saya menyerahkan persoalan ini kepada orang yang terbaik dalam
hatiku. Tetapi, kalian merasa kesal, karenanya menginginkan yang lain. Ya
Allah, yang kuinginkan untuk mereka hanyalah yang terbaik untuk mereka. Aku khawatir
mereka dilanda kekacauan”.
Sejumlah sahabat sudah mendukung pilihannya. Namun, para Sahabat belum
dapat sama sekali menanggalkan persepsi mereka masing-masing terhadap Umar bin
Khattab, yang pada intinya mereka agak keberatan dengan sikap umar yang terlalu
keras. Akhir cerita, Abu Bakar pun tetap berwasiat agar Umar bin Khattab
menjadi penggantinya.
Umar menangkap adanya keberatan dari sahabat Nabi terhadap sikapnya
yang keras, oleh karena itu, dalam pidato politiknya Umar berusaha meyakinkan
kepada umat islam akan kepemimpinannya, dan ternyata dengan komunikasi yang
baik, Umar berhasil meyakinkan umat islam saat itu yang kemudian mendukungnya.
Kebijaksanaan Abu Bakar tersebut ternyata diterima masyarakat yang segera
secara beramai-ramai membaiat Umar.
C.
Hal-Hal
yang Telah dilakukan Umar bin Khattab
1.
Perluasan
wilayah
Di zaman Umar gelombang ekspansi (perluasan daerah kekuasaan)
pertama terjadi, ibu kota Syria, Damaskus, jatuh tahun 635 M dan setahun
kemudian, setelah tentara Bizantium kalah di pertempuran Yarmuk, seluruh daerah
Syria jatuh ke bawah kekuasaan Islam. Dengan memakai Syria sebagai basis,
ekspansi diteruskan ke Mesir di bawah pimpinan 'Amr bin 'Ash dan ke Irak di
bawah pimpinan Sa'ad bin Abi Waqqash. Iskandariah (Alexandria), ibu kota Mesir,
ditaklukkan tahun 641 M. Dengan demikian, Mesir jatuh ke bawah kekuasaan Islam.
Al-Qadisiyah, sebuah kota dekat Hirah di Iraq, jatuh pada tahun 637 M. Dari
sana serangan dilanjutkan ke ibu kota Persia, al-Madain yang jatuh pada tahun
itu juga. Pada tahun 641 M, Moshul dapat dikuasai. Dengan demikian, pada masa
kepemimpinan Umar Radhiallahu ‘anhu, wilayah kekuasaan Islam sudah meliputi
Jazirah Arabia, Palestina, Syria, sebagian besar wilayah Persia, dan Mesir.
2.
Perbaikan
sistem pemerintahan
Karena perluasan daerah terjadi dengan cepat, Umar segera mengatur tata
pemerintahan negara. Sistem pemerintahan diatur menjadi delapan wilayah
propinsi: Makkah, Madinah, Syria, Jazirah, Basrah, Kufah, Palestina, dan Mesir.
Beberapa departemen yang dipandang perlu, didirikan. Pada masanya mulai diatur
dan ditertibkan sistem pembayaran gaji dan pajak tanah. Untuk menjaga keamanan
dan ketertiban, jawatan kepolisian dibentuk. Demikian pula jawatan pekerjaan
umum.
3.
Menetapkan
mata uang dan mendirikan baitul mal
Pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab, dirham dan dinar memiliki
standart sebagai mata uang.
4.
Menetapkan
kalender Islam dan lambang negara
Kalender hijriah dihitung berdasarkan peredaran bulan qamariyah.
Umar bin Khattab juga menetapkan lambang bulan dan bintang sebagai lambang
resmi negara.
5.
Pola
kepemimpinan sosial yang baik
Selain kebijakan-kebijakan yang progressif, umar juga mengendalikan
islam saat itu dengan pola kepemimpinan sosial yang baik, seperti pola hidup
Umar yang sederhana, dan sangat mengutamakan kesejahteraan umatnya khususnya
orang fakir miskin daripada keluarganya sendiri. Bahkan pada kasus saat
paceklik Umar hidup prihatin sama seperti rakyatnya, dan senantiasa mengontrol
keadaan umatnya, bahkan pada suatu malam ada seorang ibu yang memasak batu
untuk menenangkan anaknya karena tidak punya makanan, ketika Umar tahu hal itu,
maka dia langsung turun tangan menyelesaikannya saat itu juga. Karena takut
akan pertanggung jawaban nantinya diakherat.
D. Akhir dari kepemimpinan Umar bin Khattab
Umar memerintah
selama sepuluh tahun (13-23 H/634-644 M). Masa jabatannya berakhir dengan
kematian. Dia dibunuh oleh seorang majusi bernama Abdul Mughirah yang biasa
dipanggil Abu Lu’lu’ah.
Kemudian Umar
berwasiat kepada putranya yang bernama Abdullah untuk memeriksa hutang-hutang
Umar dan menyuruh anaknya itu untuk menemui Aisyah untuk meminta izin dikubur
berdampingan dengan kedua sahabatnya (Nabi Muhammad saw dan Abu Bakar).
Mendengar permintaan itu Aisyah berkata
“sebetulnya tempat itu kuinginkan untuk diriku sendiri, tetapi biarlah
sekarang kuberikan padanya”.
Lalu sebagian
sahabat berkata kepada Umar ,tunjuklah orang yang engkau pandang berhak
menggantikanmu. Kemudian Umar menjadikan urusan ini sepeninggalnya sebagai hal
yang disyurakan antara enam orang yaitu : Ustman bin Affan, Ali bin Abu Thalib,
Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi waqash dan Abdurrahman
bin Auf ra. Umar berkeberatan menunjuk salah seorang diantara mereka secara
tegas. Dengan demikian Umar merupakan orang pertama yang membentuk “team” dari
para sahabat dan dinamakan dengan Ahli Syura, kemudian menyerahkan urusan
khilafah sepeninggalnya kepadanya. Secara demikian, mereka ini merupakan
“lembaga politik” tertinggi dalam pemerintahan.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sebelum masuk islam, Umar bin Khattab ialah orang yang sangat
membenci Islam sebab Islam telah memecah bangsanya. Ia sering berlaku kasar dan
tidak segan-segan menyiksa terhadap siapa saja yang mengikuti agama islam.
Namun setelah masuk islam ,ia adalah seorang sahabat nabi yang sangat gigih
dalam membela islam.
Umar bin Khattab adalah khalifah kedua umat islam setelah Abu Bakar
As-siddiq. Umar dipilih berdasarkan wasiat yang diberikan oleh Abu Bakar
As-siddiq. Selama Umar bin Khattab memimpin, banyak sekali hal-hal yang telah
dilakukannya untuk kemajuan Islam, diantaranya perluasan wilayah, perbaikan
sistem pemerintahan, menetapkan mata uang, membuat baitul mal, menetapkan
kalender Islam dan lambang negara, serta dalam memimpin ia juga menunjukkan
pola kepemimpinan sosial yang baik, seperti hidup sederhana dan lebih
mementingkan kesejahteraan umatnya.
Masa kepemimpinan khalifah Umar bin Khattab diakhiri dengan
kematian. Ia dibunuh oleh seorang majusi bernama Abu Lu’lu’ah. Sebelum beliau
meninggal , ia berwasiat kepada anaknya Abdullah untuk memeriksa hutangnya, dan
menyuruhnya meminta izin kepada Aisyah agar ia dikubur diantara dua sahabatnya.
Dan wasiat terpenting yangbeliau tinggalkan ialah menunjuk 6 orang sahabatnya
untuk bermusyawarah tentang siapa pengganti beliau diantara 6 orang sahabatnya
tersebut.
B.
Saran
Setelah kita mempelajari makalah ini, semoga kita dapat meneladani
sikap kepemimpinan yang baik yang telah dicontohkan oleh khalifah kedua umat
Islam yaitu, Umar bin Khattab. Beliau adalah salah satu contoh pemimpin yang
tegas dan bijaksana, dan berhukum pada Al-quran dan Sunnah. Inilah salah satu
sikap pemimpin yang kita harapkan, agar negeri kita ini aman dan makmur,serta
mendapat berkah dan rahmat dari Allah swt.
DAFTAR PUSTAKA
Anggi Niken Saputri S.Pd.I.Pendidikan
Agama Islam untuk SD semester 2 kelas 5. Klegen : CV.Hasan Pratama.
Dr.Muhammad Sa’id Ramadhan
al-Buthi.1999.Sirah Nabawiyah.Jakarta : Robbani Press.