Senin, 23 Januari 2017



MAKALAH
ISLAM PADA MASA
UMAR BIN KHATTAB

DI SUSUN OLEH:
HANDAYANI

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS PEMBELAJARAN SKI  I
Dosen pembimbing : Hanisah,M.Pd.I

lambang stit.png

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)
SYARIF  ABDURRAHMAN
SINGKAWANG
2014 – 2015

 
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah swt ,karena berkat rahmat dan karunia-Nya lah sehingga makalah ini selesai tersusun. Solawat dan salam, semoga selalu dilimpahkan kepada nabi akhir zaman, Muhammad saw,kepada keluarganya dan para sahabatnya ,amin.
Makalah ini saya tujukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pembelajaran SKI I. Saya berharap dengan tersusunnya makalah ini kita dapat mengetahui tentang siapa Umar bin Khattab, dan mengambil pelajaran dari sejarah Umar bin Khattab.
Terima kasih kepada Ibu Hanisah,M.Pd,I sebagai dosen yang memberikan tugas makalah Pembelajaran SKI I. Semoga dengan adanya tugas ini akan menambah ilmu dan wawasan kita , serta memberikan manfaat untuk di masa yang akan datang.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan.Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari dosen dan teman-teman mahasiswa, atau siapa saja. Akhir kata, saya ucapkan terima kasih.

Singkawang,  Mei 2015
                                                                                                 Penyusun
                                                                                                 Handayani





DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................     i
DAFTAR ISI....................................................................................      ii
BAB I : PENDAHULUAN                                                                             
A.  Latar Belakang...............................................................................     1
B.  Rumusan Masalah...........................................................................     1
C.  Tujuan...........................................................................................      1
BAB II : PEMBAHASAN
A.  Kepribadian Umar bin Khattab.........................................................   2
B.  Proses pengangkatan Umar bin Khattab sebagai khalifah....................  3
C.  Hal-Hal yang Telah dilakukan Umar bin Khattab...............................   4
D.Akhir dari kepemimpinan Umar bin Khattab.........................................5
BAB III : PENUTUP
A.  Kesimpulan.....................................................................................    6
B.  Saran.............................................................................................     6
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................    7

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setelah Nabi Muhammad saw wafat,umat islam kemudian memilih seorang pemimpin atau khalifah sebagai pengganti nabi untuk memimpin umat islam. Para khalifah pengganti nabi Muhammad saw tersebut dikenal dengan sebutan Khulafaur Rasyidin. Khulafaur Rasyidin terdiri dari Abu Bakar As-siddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.
Abu Bakar As-siddiq menjabat sebagai khalifah hanya 2 tahun, karena beliau sakit lalu wafat. Setelah itu beliau digantikan oleh seorang sahabat nabi yang terkenal dengan keberaniannya yaitu bernama Umar bin Khattab. Umar bin khattab menjabat sebagai khalifah cukup lama, sekitar sepuluh tahun. Selama beliau memimpin, banyak sekali jasa-jasa yang dilakukannya untuk kemajuan umat Islam. Oleh karena itu di dalam makalah ini, kami akan menguraikan kisah singkat khalifah Umar bin Khattab sebagai khalifah kedua umat islam.
B.  Rumusan Masalah
1.    Bagaimana kepribadian Umar bin Khattab ?
2.    Bagaimana proses diangkatnya Umar bin Khattab sebagai khalifah kedua umat Islam?
3.    Apa saja hal-hal yang telah dilakukan oleh khalifah Umar bin Khattab selama ia menjadi khalifah?
4.    Bagaimana akhir dari kepemimpinan Umar bin Khattab?
C.  Tujuan
1.    Agar mahasiswa mengetahui kepribadian Umar bin khattab.
2.    Agar mahasiswa mengetahui proses diangkatnya Umar bin Khattab sebagai khalifah kedua umat Islam.
3.    Agar mahasiswa mengetahui hal-hal yang telah dilakukan oleh khalifah Umar bin Khattab selama ia menjadi khalifah.
4.    Agar mahasiswa mengetahui akhir dari kepemimpinan Umar bin Khattab.

BAB II
PEMBAHASAN
A.  Kepribadian Umar bin Khattab
1.    Sebelum memeluk Islam
Menurut Imam al-Dzahabi, Umar bin Khattab lahir pada tahun ke-13 setelah Tahun Gajah. Anak dari Khattab (Banu Adi) seorang yang pemberani, cerdas, & sangat dihormati Quraisy dan Ibunya bernama Hantamah bin Hisyam ibn al-Mughirah. Perekonomiannya menengah-bawah, sejak kecil dia harus membantu ayahnya untuk menggembalakan unta atau kambing, dan mengangkat kayu bakar. Sejak kecil dia dididik dengan baca tulis, puisi, berkuda,dan teknik pedang. Ayahnya mendidiknya dengan keras (tidak ada kompromi untuk suatu kesalahan). Hobinya adalah bergulat, minum khamr, bersama wanita2 dan menunggang kuda. Dia sebenarnya pedagang, tapi tidak bisa kaya sebab kurang bisa bergaul dengan baik. Dia adalah orang yang sangat membenci Islam sebab Islam telah memecah bangsanya. Ia sering berlaku kasar dan tidak segan-segan menyiksa terhadap siapa saja yang mengikuti agama islam.
2.    Setelah masuk Islam
Menurut Imam al-Dzahabi, Umar masuk Islam pada usia 27 tahun. Masuk islamnya adalah saat dia mendengarkan kebenaran ayat-ayat Allah (QS. Thaha (20): 1 – 8) dan QS.Al-Haqqah (69): 42-47).
Setelah masuk islam, Umar bin Khattab menjadi sahabat Nabi Muhammad saw,dan selalu membela agama Islam dengan gigih, sehingga ia sangat dikagumi oleh para sahabat lain. Bahkan Rasulullah saw menjulukinya sebagai al-Faruq, karena ia dapat membedakan antara yang haq dan yang bathil.
Umar bin Khattab merupakan orang yang pertama kali membaiat Abu Bakar· Ia menjadi Wazir/wakil dari Abu Bakar, yang seringkali memberikan sumbangan saran/ pendapat kepada Khalifah Abu Bakr dalam memecahkan masalah.
B.  Proses pengangkatan Umar bin Khattab sebagai khalifah
Pada saat sakit, Abu Bakar sadar bahwa potensi hidupnya tidak lama lagi, dan dia harus segera memilih pemimpin penggantinya, karena dia tidak ingin peristiwa Tsaqifah Bani Saidah terjadi lagi. Kemudian Abu Bakr yang sudah mengantongi calonnya yakni Umar bin Khattab, mengajak diskusi beberapa sahabat penting saat itu. Berikut ini beberapa tanggapan sahabat :
- Abdurrahman ibn ‘Awf : “Dialah yang mempunyai pandangan terbaik, tetapi dia terlalu keras.”
- Utsman ibn Affan : “Isi hatinya lebih baik daripada lahirnya. Tak ada orang yang seperti dia di kalangan kita.”.
-Thalhah ibn Ubaidillah : “Sudah Anda lihat bagaimana ia menghadapi orang padahal Anda ada di sampingnya. Bagaimana pula kalau sudah Anda tinggalkan?”
Juga dengan Sa’id ibn Zaid ibn Amr, Usaid ibn Hudzair, dan beberapa pemuka Muhajirin dan Anshar juga memberikan tanggapan yang hampir sama. Keluhan Abu Bakar: “Saya menyerahkan persoalan ini kepada orang yang terbaik dalam hatiku. Tetapi, kalian merasa kesal, karenanya menginginkan yang lain. Ya Allah, yang kuinginkan untuk mereka hanyalah yang terbaik untuk mereka. Aku khawatir mereka dilanda kekacauan”.
Sejumlah sahabat sudah mendukung pilihannya. Namun, para Sahabat belum dapat sama sekali menanggalkan persepsi mereka masing-masing terhadap Umar bin Khattab, yang pada intinya mereka agak keberatan dengan sikap umar yang terlalu keras. Akhir cerita, Abu Bakar pun tetap berwasiat agar Umar bin Khattab menjadi penggantinya.
Umar menangkap adanya keberatan dari sahabat Nabi terhadap sikapnya yang keras, oleh karena itu, dalam pidato politiknya Umar berusaha meyakinkan kepada umat islam akan kepemimpinannya, dan ternyata dengan komunikasi yang baik, Umar berhasil meyakinkan umat islam saat itu yang kemudian mendukungnya. Kebijaksanaan Abu Bakar tersebut ternyata diterima masyarakat yang segera secara beramai-ramai membaiat Umar.

C.  Hal-Hal yang Telah dilakukan Umar bin Khattab
1.    Perluasan wilayah
Di zaman Umar gelombang ekspansi (perluasan daerah kekuasaan) pertama terjadi, ibu kota Syria, Damaskus, jatuh tahun 635 M dan setahun kemudian, setelah tentara Bizantium kalah di pertempuran Yarmuk, seluruh daerah Syria jatuh ke bawah kekuasaan Islam. Dengan memakai Syria sebagai basis, ekspansi diteruskan ke Mesir di bawah pimpinan 'Amr bin 'Ash dan ke Irak di bawah pimpinan Sa'ad bin Abi Waqqash. Iskandariah (Alexandria), ibu kota Mesir, ditaklukkan tahun 641 M. Dengan demikian, Mesir jatuh ke bawah kekuasaan Islam. Al-Qadisiyah, sebuah kota dekat Hirah di Iraq, jatuh pada tahun 637 M. Dari sana serangan dilanjutkan ke ibu kota Persia, al-Madain yang jatuh pada tahun itu juga. Pada tahun 641 M, Moshul dapat dikuasai. Dengan demikian, pada masa kepemimpinan Umar Radhiallahu ‘anhu, wilayah kekuasaan Islam sudah meliputi Jazirah Arabia, Palestina, Syria, sebagian besar wilayah Persia, dan Mesir.
2.    Perbaikan sistem pemerintahan
Karena perluasan daerah terjadi dengan cepat, Umar segera mengatur tata pemerintahan negara. Sistem pemerintahan diatur menjadi delapan wilayah propinsi: Makkah, Madinah, Syria, Jazirah, Basrah, Kufah, Palestina, dan Mesir. Beberapa departemen yang dipandang perlu, didirikan. Pada masanya mulai diatur dan ditertibkan sistem pembayaran gaji dan pajak tanah. Untuk menjaga keamanan dan ketertiban, jawatan kepolisian dibentuk. Demikian pula jawatan pekerjaan umum.
3.    Menetapkan mata uang dan mendirikan baitul mal
Pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab, dirham dan dinar memiliki standart sebagai mata uang.
4.    Menetapkan kalender Islam dan lambang negara
Kalender hijriah dihitung berdasarkan peredaran bulan qamariyah. Umar bin Khattab juga menetapkan lambang bulan dan bintang sebagai lambang resmi negara.
5.    Pola kepemimpinan sosial yang baik
Selain kebijakan-kebijakan yang progressif, umar juga mengendalikan islam saat itu dengan pola kepemimpinan sosial yang baik, seperti pola hidup Umar yang sederhana, dan sangat mengutamakan kesejahteraan umatnya khususnya orang fakir miskin daripada keluarganya sendiri. Bahkan pada kasus saat paceklik Umar hidup prihatin sama seperti rakyatnya, dan senantiasa mengontrol keadaan umatnya, bahkan pada suatu malam ada seorang ibu yang memasak batu untuk menenangkan anaknya karena tidak punya makanan, ketika Umar tahu hal itu, maka dia langsung turun tangan menyelesaikannya saat itu juga. Karena takut akan pertanggung jawaban nantinya diakherat.
D. Akhir dari kepemimpinan Umar bin Khattab
          Umar memerintah selama sepuluh tahun (13-23 H/634-644 M). Masa jabatannya berakhir dengan kematian. Dia dibunuh oleh seorang majusi bernama Abdul Mughirah yang biasa dipanggil Abu Lu’lu’ah.
          Kemudian Umar berwasiat kepada putranya yang bernama Abdullah untuk memeriksa hutang-hutang Umar dan menyuruh anaknya itu untuk menemui Aisyah untuk meminta izin dikubur berdampingan dengan kedua sahabatnya (Nabi Muhammad saw dan Abu Bakar). Mendengar permintaan itu Aisyah berkata  “sebetulnya tempat itu kuinginkan untuk diriku sendiri, tetapi biarlah sekarang kuberikan padanya”.
          Lalu sebagian sahabat berkata kepada Umar ,tunjuklah orang yang engkau pandang berhak menggantikanmu. Kemudian Umar menjadikan urusan ini sepeninggalnya sebagai hal yang disyurakan antara enam orang yaitu : Ustman bin Affan, Ali bin Abu Thalib, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi waqash dan Abdurrahman bin Auf ra. Umar berkeberatan menunjuk salah seorang diantara mereka secara tegas. Dengan demikian Umar merupakan orang pertama yang membentuk “team” dari para sahabat dan dinamakan dengan Ahli Syura, kemudian menyerahkan urusan khilafah sepeninggalnya kepadanya. Secara demikian, mereka ini merupakan “lembaga politik” tertinggi dalam pemerintahan.

BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Sebelum masuk islam, Umar bin Khattab ialah orang yang sangat membenci Islam sebab Islam telah memecah bangsanya. Ia sering berlaku kasar dan tidak segan-segan menyiksa terhadap siapa saja yang mengikuti agama islam. Namun setelah masuk islam ,ia adalah seorang sahabat nabi yang sangat gigih dalam membela islam.
Umar bin Khattab adalah khalifah kedua umat islam setelah Abu Bakar As-siddiq. Umar dipilih berdasarkan wasiat yang diberikan oleh Abu Bakar As-siddiq. Selama Umar bin Khattab memimpin, banyak sekali hal-hal yang telah dilakukannya untuk kemajuan Islam, diantaranya perluasan wilayah, perbaikan sistem pemerintahan, menetapkan mata uang, membuat baitul mal, menetapkan kalender Islam dan lambang negara, serta dalam memimpin ia juga menunjukkan pola kepemimpinan sosial yang baik, seperti hidup sederhana dan lebih mementingkan kesejahteraan umatnya.
Masa kepemimpinan khalifah Umar bin Khattab diakhiri dengan kematian. Ia dibunuh oleh seorang majusi bernama Abu Lu’lu’ah. Sebelum beliau meninggal , ia berwasiat kepada anaknya Abdullah untuk memeriksa hutangnya, dan menyuruhnya meminta izin kepada Aisyah agar ia dikubur diantara dua sahabatnya. Dan wasiat terpenting yangbeliau tinggalkan ialah menunjuk 6 orang sahabatnya untuk bermusyawarah tentang siapa pengganti beliau diantara 6 orang sahabatnya tersebut.
B. Saran
Setelah kita mempelajari makalah ini, semoga kita dapat meneladani sikap kepemimpinan yang baik yang telah dicontohkan oleh khalifah kedua umat Islam yaitu, Umar bin Khattab. Beliau adalah salah satu contoh pemimpin yang tegas dan bijaksana, dan berhukum pada Al-quran dan Sunnah. Inilah salah satu sikap pemimpin yang kita harapkan, agar negeri kita ini aman dan makmur,serta mendapat berkah dan rahmat dari Allah swt.

DAFTAR PUSTAKA
Anggi Niken Saputri S.Pd.I.Pendidikan Agama Islam untuk SD semester 2 kelas 5. Klegen : CV.Hasan Pratama.
Dr.Muhammad Sa’id Ramadhan al-Buthi.1999.Sirah Nabawiyah.Jakarta : Robbani Press.